top of page

Berkenalan Dengan Investasi

  • Writer: Sansa
    Sansa
  • Oct 31, 2020
  • 7 min read

Updated: Jan 19, 2021


Tahun 2020 adalah tahun yang sangat sulit bagi kebanyakan orang, selain PNS rasanya kebanyakan dari kita sulit mendapatkan pendapatan, setidaknya itulah yang saya rasakan saat ini. Kemudian saya berpikir bagaimana caranya agar, ketika saya tidak bekerja, uang yang saya miliki walaupun sedikit “dapat bekerja”? Jawabannya adalah dengan berinvestasi. Akhirnya saya melakukan riset tentang investasi dan inilah yang bisa saya bagikan.


Saya masih ingat dengan jelas harga Indomie pada tahun 2010 adalah sekitar Rp.900,00 per bungkus, sekarang harga Indomie sekitar Rp.2.500,00 per bungkus. Jika pada tahun 2010-an saya membeli intrumen investasi seharga sebungkus Indomie, maka saat ini dana investasi saya bisa saja tumbuh, sehingga saya bisa membeli puluhan bungkus Indomie. Tapi lain hal nya jika uang tersebut hanya ditabung saja di bank, mungkin nilainya akan tergerus inflasi.

Kita buat ilustrasi sederhana. Misalnya saat tahun 2010 kita memiliki uang Rp1.000.000,00. Bagaimana nilai uang tersebut di tahun 2019? Berdasarkan tabel rata-rata nilai inflasi di samping bisa kita simpulkan, jika kita menyimpan uang di bank sebesar Rp.1.000.000,00 pada Januari tahun 2010, maka pada Desember 2019 (10 tahun) nilai uang yang kita simpan akan berkurang sekitar 4%-5% per tahun, atau 40%-50% selama 10 tahun.


Singkatnya jika pada 2010 dengan uang Rp.1.000.000,00 kita bisa membeli sekitar 1.100 bungkus Indomie, maka hari ini kita hanya bisa membeli 400 bungkus Indomie.


Lain cerita jika pada tahun 2010 kita membeli emas atau saham perusahaan pembuat Indomie (ICBP). Berdasarkan grafik di atas, kita dapat mengetahui bahwa nilai kenaikan emas dari tahun 2010 – 2019 adalah sebesar 103,95% sedangkan kenaikan harga saham ICBP adalah sebesar 271,67%.


Jika pada tahun 2010 kita membeli emas dan saham ICBP masing-masing senilai Rp.1.000.000,00 maka pada tahun 2019 nilai investasi kita akan “tumbuh” menjadi Rp.2.039.500,00 (diluar selisih biaya jual dan buyback emas/spread) pada emas dan Rp.3.716.700,00 pada saham ICBP.


Produk investasi tidak hanya emas dan saham. Produk investasi lainya bisa berupa deposito, reksadana, obligasi atau properti. Sebelum memilih instrumen investasi, kita perlu mengetahui beberapa hal, yaitu fondasi finansial, profil risiko, dan manajemen risiko. Tapi saya tidak akan membahas properti, karena properti memerlukan modal yang cukup besar.

FONDASI FINANSIAL

Tujuan utama dari investasi adalah untuk “menumbuhkan” aset, setelah aset “bertumbuh” biasanya akan kita gunakan untuk satu dan lain hal, seperti : biaya pernikahan, pendidikan anak atau untuk pensiun leha-leha.


Hal pertama yang harus kita bangun sebelum berinvestasi adalah fondasi. Karena nilai investasi akan “tumbuh” secara maksimal dalam kurun waktu yang cukup lama, misal 3 tahun, 5 tahun atau lebih dari 10 tahun. Oleh karena itu sebisa mungkin kita tidak mengganggu dana yang sudah kita investasikan, caranya adalah dengan membangun fondasi finansial.

Jika kebutuhan dasar sehari-hari sudah terpenuhi, maka sebelum berinvestasi kita harus sudah mempunyai atau sudah menyicil dana darurat dan asuransi. Tujuannya adalah agar dana investasi kita tidak terganggu. Oleh karena itu sangat dianjurkan berinvestasi menggunakan uang dingin, bukan uang yang akan dipakai dalam waktu dekat, seperti uang sekolah atau uang untuk keperluan dapur.

1. Dana darurat

Dana darurat bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti ganti hp, laptop, karyawisata anak, berobat atau hal lain yang tidak terduga. Karena jika kita mencairkan dana investasi dalam waktu pendek (hitungan bulan – 1 tahun), maka dana investasi kita sebenarnya belum “tumbuh” atau masih rugi, kecuali RDPU.


Besar dana darurat adalah 6 – 12 kali dari pengeluaran kita sehari-hari selama satu bulan (finansialku.com). Rumus yang biasa digunakan untuk dana darurat adalah :


6 x jumlah tanggungan keluarga x pengeluaran per bulan


Jika kita single dan memiliki pengeluaran per bulan rata-rata Rp.2000.000,00, maka dana darurat yang kita perlukan adalah :


6 x 1 x Rp.2.000.000,00 = Rp.12.000.000,00


Jika kita sudah menikah, mempunyai satu orang anak dan pengeluaran per bulan Rp.3.000.000,00, maka dana darurat yang diperlukan adalah :


6 x 3 x Rp.3.000.000,00 = Rp.54.000.000,00


Dana darurat ini sifatnya dapat berubah, tergantung jumlah tanggungan keluarga dan pengeluaran per bulan. Dana darurat bisa dipenuhi dengan cara sekaligus atau dicicil. Teknisnya bisa disimpan berupa uang tunai, reksadana pasar uang (RDPU) atau emas. Kita bisa menyicil dana darurat melalui instrumen investasi yang mudah dicairkan/mudah dijual.


2. Asuransi

Sambil menyicil dana darurat, kita bisa juga membeli poduk asuransi. Tujuan nya jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, kita tidak perlu mengganggu dana investasi atau membebani anggota keluarga. Minimal kita mempunyai BPJS Kesehatan.


Setelah memenuhi atau menyicil fondasi finansial berupa dana darurat dan asuransi, maka kita bisa langsung membeli produk investasi. Tapi kita harus mengenali dulu profil risiko kita, agar dapat menemukan produk investasi yang cocok. Karena tidak semua produk investasi cocok dengan kita.

MENGENALI PROFIL RISIKO

Karena nilai instrumen investasi tertentu sifatnya fluktuatif (naik-turun) atau tidak menentu, maka profil risiko seseorang menggambarkan tingkat toleransinya terhadap risiko/kerugian, atau sejauh mana ia dapat menanggung risiko/kerugian tersebut.


Sebelumnya kita telah melihat grafik perbandingan harga emas dengan harga saham ICBP selama 10 tahun, hasilnya keduanya cukup menggiurkan. Tapi jika kita ambil rentang waktu yang lebih singkat, yaitu antara 20 Mei 2013 – 5 Agustus 2013 atau sekitar 3 bulan, maka nilai investasi kita pada emas akan turun sebesar 2.35% (diluar selisih biaya jual dan buyback emas/spread) dan pada saham ICBP turun sebesar 6.85%.


Singkatnya jika pada tanggal 20 Mei 2010 kita membeli emas dan saham ICBP masing-masing senilai Rp.1.000.000,00 maka nilai investasi kita pada tanggal 5 Agustus 2013 menjadi Rp.976.500,00 (diluar biaya spread) untuk emas dan Rp.931.500,00 untuk saham ICBP.

Profil risiko ini biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor usia, lingkungan dan pemahaman mengenai investasi. Secara umum, terdapat tiga jenis kategori investor berdasarkan profil risikonya:


1. Konservatif

Cenderung memilih instrumen investasi yang sangat aman dengan hasil yang sudah diketahui sebelumnya, misalnya deposito atau RDPU. Sedangkan untuk jenis instrumen berisiko seperti obligasi atau saham, dia hanya mengalokasikan sebagian kecil dari dana investasinya atau tidak sama sekali.

Deposito dan RDPU cenderung memiliki imbal hasil yang tetap, yaitu sekitar 5% per tahun untuk deposito dan 7% per tahun untuk RDPU. Saya pribadi lebih menyukai RDPU sebagai sarana menyicil dana darurat. Karena kita bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi dan dapat membelinya dengan harga murah, yaitu minimal Rp.10.000,00 (RDPU Manulife pada aplikasi bibit/ajaib atau sejenisnya). Kelebihan lainnya dari RDPU adalah tidak ada masa jatuh tempo seperti deposito.


2. Moderat Cenderung berani mengambil risiko yang lebih besar, namun tetap berhati-hati dalam memilih jenis instrumen investasi, biasanya tipe moderat akan mengalokasikan 50% dana investasinya untuk deposito, RDPU dan 50% pada emas, obligasi dan saham. Sandiaga Uno adalah salah satu investor tipe moderat. Beliau membagi dana investasinya pada emas, properti, saham dsb.


3. Agresif Cenderung berani mengambil risiko yang lebih tinggi sehinga berani menempatkan sebagian besar dananya pada instrumen berisiko, seperti Obligasi dan Saham. Lho Keng Hong (LKH) yang dijuluki sebagai Warren Buffet-nya Indonesia adalah salah satu tipe investor agresif. Beliau menaruh semua dana investasinya pada instrumen saham. Dengan catatan, beliau menyimpan saham yang dibeli minimal selama 3 – 5 tahun.

Bagaimana cara kita mengetahui profil risiko?. Kita bisa mencari kuesioner di google mengenai tes profil risiko. Ada beberapa perusahaan investasi yang menyediakannya secara gratis. Salah satu contoh link kuesioner profil risiko adalah sebagai berikut :

dan

MANAJEMEN RISIKO

Setiap instrumen investasi mempunyai risiko tersendiri. Saham mempunyai risiko harga yang naik turun dengan sangat cepat, RDPU mempunyai risiko harga yang selalu tinggi saat kita beli dsb. Sebagai investor jangan hanya tertarik pada imbal hasilnya saja, karena tidak ada investasi yang tanpa risiko. Yang ada adalah meminimalisir risiko. Setelah mengetahui profil risiko kita bisa menentukan jenis investasi apa yang kita beli sekaligus me-manage risiko yang dimiliki oleh instrumen tersebut. Risiko terbesar adalah tidak mengambil risiko apapun (Mark Zuckerberg). Saat kita memiliki uang dingin, maka jika hanya kita tabung selama 3 tahun atau lebih, lama-lama nilainya akan tergerus inflasi.


Manajemen risiko berfungsi untuk meminimalisir risiko yang bisa kita alami. Beberapa manajemen risiko yang bisa kita lakukan adalah :



1. Mengatur timing, yaitu kapan waktu jual dan beli sebuah instrumen investasi. Sebagai contoh emas akan mengalami penurunan harga saat ekonomi stabil dan saat krisis ekonomi, harga emas cenderung akan naik. Sedangkan saham sebaliknya, saat krisis ekonomi saham cenderung mengalami penurunan dan pada saat ekonomi stabil saham akan cenderung mengalami kenaikan harga. Contoh lainnya adalah RDPU. RDPU akan lebih baik jika kita beli sekaligus daripada kita cicil setiap bulan, karena harganya yang selalu naik, jadi kita akan selalu beli di harga tingginya. Tapi ini bukanlah keharusan. Jika kita investasi pada saham, ada baiknya kita belajar sedikit ilmu fundamental dan teknikal, agar bisa membeli dan menjual dengan harga terbaik.


2. Pada instrumen saham, kita perlu memilih perusahaan yang bagus. Biasanya yang banyak di rekomendasikan adalah bank, conusumer goods atau teknologi, kemudian mengevaluasi secara berkala kinerja perusahaan yang sahamnya kita beli. Karena valuasi akan menyesuaikan dengan kinerja perusahaan. Jangan sampai kita memiliki saham seperti saham BUMI yang hampir setahun ini parkir di harga Rp.50,00. Selama fundamental (fondasi keuangan dan kinerja perusahaan) baik-baik saja. jika dana kita "nyangkut" di suatu emiten (perusahaan yang sahamnya kita beli), kita akan tetap merasa tenang karena suatu saat harganya pasti akan akan kembali naik. Karena saat kita membeli saham, bukan harga sahamnya yang kita beli, tapi kinerja perusahaan nya (Warren Buffet).

3. Jika kita sudah memiliki emas dalam bentuk perhiasan atau logam mulia lebih dari 25 gram, demi meminimalisir hal yang tidak diinginkan (pencurian, bencana alam dsb) alangkah baiknya kita menyewa deposit box


4. Diversifikasi. Jangan menaruh telur pada satu keranjang, karena jika keranjang itu jatuh pasti semua telur yang kita miliki akan hancur. Tapi jika kita menaruh telur di dua keranjang, maka jika satu keranjang jatuh, kita masih memiliki telur di keranjang lainnya (Warren Buffet), atau dengan kata lain, taruhlah dana investasi kita minimal di 2 jenis instrumen.


5. Sabar, karena biasanya nilai investasi akan “tumbuh” maksimal dalam hitungan tahunan. Sebagai contoh, jika kita tidak sabar dan menjual emas atau logam mulia secara terburu-buru, misalnya dalam hitungan bulan. Kita akan mengalami kerugian. Karena harga buyback emas atau logam mulia lebih rendah daripada harga saat kita membelinya. Tapi jika kita simpan minimal 5 tahun, harganya akan naik lebih dari 100%. Sebisa mungkin jangan tergiur dengan imbal hasil yang besar dalam waktu singkat, karena ini termasuk terlalu indah un tuk jadi nyata (too good to be true).

Hal yang harus diingat sebeum berinvestasi adalah: Pelajari dulu risiko nya sebelum tergiur dengan keuntungannya. Sehingga kita bisa mengukur profil risiko dan membuat manajemen risikonya.


Ini hanyalah gambaran mengenai langkah pertama untuk berinvestasi, yaitu menentukan profil risiko dan mengatur manajemen risiko. Tapi Investasi terbesar kita adalah pada diri sendiri. The more you learn, the more you earn (Warren Buffet).

Semoga artikel ini banyak kekurangan, sehingga pembaca akan mencari referensi lain pada sumber yang lebih terperrcaya.

Selamat Berinvestasi

Comments


bottom of page